Lompat ke konten

Pengalaman Jaga Kesehatan Mental Dengan Traveloka PayLater

Saya yakin tiap-tiap orang pasti pernah punya pengalaman dalam kesehatan mental. Tentunya banyak alasan yang melandasi dan membuat seseorang bermasalah dengan kesehatan mental. Kali ini saya akan mencoba menceritakan bagaimana pengalaman saya dalam jaga kesehatan mental dengan Traveloka Paylater.

Banyak penelitan dan survei yang menjelaskan pada fase usia 16-24 tahun merupakan periode kritis di mana kesehatan mental pada remaja dan anak muda di tanah air. Peralihan dari kondisi remaja hingga ke dewasa adalah saat di mana seseorang mulai banyak berhadapan dengan tantangan dan pengalaman baru dalam hidupnya.

Mulai rentang usia 16 hingga 24 tahun banyak menghadapi tantangan dalam melakukan adaptasi atas kehidupan usia remaja mereka yang mulai berubah. Hal-hal seperti kesulitan dalam mengatur waktu, permasalahan dengan keuangan pribadi, juga mengalami rasa kesepian di saat study. Keadaan bertambah sulit saat remaja-remaja ini juga sedang merantau jauh dari kampung halaman.

Hal-hal seperti ini juga pernah saya rasakan saat remaja dulu. Begitu hebatnya pengalaman transisi ini hingga terkadang mampu membuat pribadi lebih cemas dan depresi. Mungkin saya dulu tidak paham apa yang saya rasakan.

Entah penyebabnya dari aktifnya hormon reproduksi saya yang sedang berkembang, adanya perkembangan otak yang terus berlangsung, atau mungkin dalam kondisi pembentukan identitas diri saya sendiri. Makanya kalau ada orang yang mengenal saya lama atau dari remaja pasti tau sekali bagaimana ketidakstabilan emosi saya yang mana kadang juga melakukan pengambilan keputusan secara gegabah dan impulsif.

Memang kesehatan mental ini sudah menjadi background kehidupan saya. Dari kecil saya sudah merasakan bagaimana hidup sendiri karena kedua orang tua bercerai. Tidak tinggal dengan orang tua dan besar bersama nenek jugalah yang membantu saya semakin dewasa dalam menjalani hidup serta menjaga kesehatan mental.

Apa itu Kesehatan mental

Pengalaman Jaga Kesehatan Mental Dengan Traveloka PayLater

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kesehatan mental yang baik tampak dari kondisi batin kita. Bisa dilihat bagaimana seseorang itu dalam keadaan nyaman, tentram dan tenang. Dengan kondisi seperti ini memungkinan setiap orang tersebut bisa menikmati kehidupannya sehari-hari dan juga mampu menghargai orang di sekitar lingkungannya.

Anggapan bermental sehat pun terlihat ketika mereka bisa mengeluarkan kemampuan dan potensi dirinya secara optimal. Bagaimanapun tantangan hidupnya mereka tetap mampu menjalin hubungan yang positif dengan orang-orang di lingkungannya.

Kondisi ini juga pernah saya dapatkan dan terima, karena lagi-lagi hidup itu tidak flat. Setiap hari ada saja lika-likunya, entah yang baik atau toxic sekalipun. Jika mendapatkan hal yang berkaitan dengan toxic life, pasti akan membuat mental terganggu. Mulai dari suasana hati yang buruk karena terganggu, membuat kemampuan berpikir turun, serta emosi yang menjadi labil dan kadang malah suka nangis sendiri.

Mau tidak mau dengan kondisi kesehatan mental yang terus memburuk membuat masalah di dalam kehidupan tiap hari semakin berat. Produktivitas dalam pekerjaan pun semakin berkurang, merusak pertemanan dan pastinya fisik diri sendiri.

Dkutip dari laman situs Kementrian Kesehatan (Kemenkes), biasanya ada 3 macam yang turut memperburuk Kesehatan mental diri seseorang. Sebut aja stres, gangguan kecemasan dan depresi. Nah dari 3 jenis itu, pengalaman saya lebih kebanyakan kepada kondisi stres dalam hidup yang saya jalani.

Stress Buat Saya Toxic

Pengalaman Jaga Kesehatan Mental Dengan Traveloka PayLater

Iya bisa buat diri sendiri menjadi toxic. Maksudnya dengan adanya stres membuat saya sering gelisah, cemas, kadang adakalanya mudah tersingggung. Dan parahnya bagi saya sendiri stres bisa menganggu konsentrasi dan mengurangi motivasi saya akan sesuatu hal semisal pekerjaan, hubungan sosial, dan lainnya.

Saya sendiri tidak bisa menjelaskan apa itu stres sebenarnya. Hanya sejauh yang saya tau, ketika saya sedang mengalami tekanan yang begitu berat, entah secara emosi ataupun mental sangat berdampak pada psikologi saya sendiri. Biasanya itu juga merubah cara saya bersikap dan membuat orang lain kesal. Sisanya? Ya ke fisik, saya malah makan dengan pola tidak benar dan seenaknya.

Teman saya yang seorang psikolog pun pernah mewanti-wanti agar jangan terlalu sering stres. Karena pada titik tertentu stres bisa lebih berbahaya, perlu ditangani secara tepat.

Tentunya tiap orang punya stres yang berbeda pula. Sebut saja masalah pekerjaan, masalah umum seperti keuangan, rumah tangga, hubungan sosial, dan berbagai hal lainnya. Sedangkan kebanyakan stres yang saya alami lebih ke faktor pekerjaan, mengelola keuangan yang tidak benar, dan puncaknya penceraian. Oleh karena itu penting untuk melakukan identifikasi dari akar permasalahan yang saya alami plus juga mencari bagaimana solusi yang tepat.

Lalu bagaimana menghindari stres tadi? Tentu tidak mudah tidak pula susah. Seperti yang saya katakan sebelumnya kita perlu melakukan identifikasi dan cari akar masalah. Sisanya bisa mencari solusi yang pas untuk masalah tersebut. Ingat!! Berpura-pura ga ada masalah itu merupakan bentuk penyangkalan.

Dalam kasus saya, pekerjaan yang saya miliki benar-benar menganggu saya. Masalah tenggat waktu dan tidak adanya resource untuk memenuhi tugas yang ada kerap membuat saya kesal. Belum lagi di saat yang sama saya tidak boleh melakukan cuti atau libur.

Rutinitas dan tekanan pekerjaan yang saya jalani, sadar atau ngga membuat pikiran dan tubuh saya jenuh. Paling kelihatan saya menjadi mudah lupa, gampang emosi dan dikit-dikit tersinggung.

Satu retakan kecil bukan berarti kamu hancur, itu berarti kamu sedang diuji dan kamu tidak hancur.

Linda Poindexter

Permasalahan saya pun semakin runyam. Stres yang saya alami dikantor merambat hingga ke dalam rumah tangga. Entah bagaimana jalannya, pada akhirnya saya harus bercerai. Bukan karena orang ke 3 tetapi karena pikiran stres saya yang sudah capai limitnya.

Baca Juga :  Nyobain Produk Perawatan Wajah Pria Scarlett Brightly Face Care

Stres benar-benar mempengaruhi saya, dan sempat membuat saya terpuruk. Perlu beberapa bulan saya baru bisa kembali bangkit dan menerima kenyataan yang ada. Saya sangat bersyukur dan alhamdulillah dikelilingi oleh saudara, teman dan orang-orang yang peduli.

Cara saya Self Healing

Infografis Alasan Harus Liburan
Infografis Alasan Harus Liburan

Mungkin untuk menghindari stres berbeda-beda tergantung permasalahannya. Untuk menghindari stres ini ada beberapa yang saya lakukan :

  • Lebih mendekatkan diri kepada tuhan dan lebih rajin melakukan ibadah.
  • Meminta dan menerima saran dari kerabat yang saya percaya terkait masalah yang sedang saya alami.
  • Mencoba positive thinking akan semua yang terjadi dan ada dari kejadian tersebut pasti ada hikmahnya.
  • Mencoba belajar menerima segala sesuatunya dan melakukan pengendalian diri. Terkadang ada hal-hal yang tidak dapat kita ubah.
  • Menjauhi diri dari tindakan negatif dalam menghilangkan stres semisal menjauhi minuman alkohol, rokok, narkoba dan lainnya.
  • Paling penting dengan menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai sejak remaja seperti kegiatan saya menjadi travel blogger. Self healing berkedok LIBURAN.

Liburanlah yang kerap membantu saya menghindari stres. Liburan yang saya lakukanpun tak perlu jauh atau dengan akomodasi yang mahal. Biasanya saya menyempatkan dalam 1 bulan itu bisa bisa menghibur diri dengan melakukan staycation di hotel di kota domisili saya tinggal.

Kalaupun ada waktu lebih biasanya saya selalu mengunjungi provinsi tetangga untuk sekadar piknik ke berbagai destinasi wisata di sana dengan menunggangi sepeda motor favorit.

Ini penting menurut saya dalam menghindari stres. Lebih baik dapat menyediakan waktu sedikit untuk traveling, agar mental kita terus sehat dan kinerja kita terus bisa produktif.

Jujur Guna Banget Pake Paylater Untuk Liburan

Zaman sekarang siapapun bisa traveling, termasuk dengan menggunakan Traveloka PayLater. Survei Wisatawan Nusantara 2018 – 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap jumlah perjalanan sepanjang tahunnya. Tampak pada tahun 2019 naik dari tahun 2018 dan turun pada tahun 2020 diakibatkan pandemi covid-19.

Memang dalam proses untuk bisa liburan seperti yang saya katakan di atas nyatanya tak mudah. Lagi-lagi timbul masalah baru dan tentunya bisa menghambat rencana saya untuk liburan dikala stres. Ya tentu aja biaya atau uang.

Kelemahan saya dari dulu tak lain adalah mengelola keuangan. Jadi saya tidak bisa tiba-tiba mengalokasikan dana untuk liburan yang belum tau kapan pastinya atau yang tiba-tiba. Saya kesulitan sekali untuk menabung. Saat ada uang malah terkadang saya gunakan untuk yang lain sekiranya malah bukan kebutuhan saya. Terkadang saat uang sudah tidak ada baru menyesali, kenapa ga nabung dari kemarin-kemarin untuk liburan.

Karena memang tujuan saya saat itu bangkit dari stres dan menjadikan liburan sebagai salah satu obat, maka saya belajar banyak mengelola keuangan untuk liburan dengan gaji saya yang pas-pasan saat itu. Saya mulai mengatur waktu, melihat kalender kapan waktu yang pas untuk melakukan traveling tanpa bentrok dengan pekerjaan. Saya juga mulai menabung dan menyisihkan sebagian dari gaji untuk dana liburan.

Sempat sih dalam 2, 3 kali menabung saya sukses, namun lagi-lagi kondisi itu rusak gara-gara kebutuhan yang lain yang tak penting. Saya kembali melakukan hal yang tak seharusnya… kesulitan dalam menabung.

Pada tahun 2018, saat melihat rate menginap di beberapa hotel melalui aplikasi Online Travel Agent (OTA) Traveloka, secara tak sengaja mata saya tertuju pada sebuah banner promo ekslusif di aplikasi itu. Sebuah promo yang menggambarkan fitur baru dengan nama PayLater by TravelokaPay, di mana kita memesan tiket pesawat ataupun akomodasi hotel tanpa harus membayar secara langsung.

Kita bisa melakukan pembayaran nantinya pada akhir bulan, atau bisa dikatakan kita membayar secara mencicil hingga maksimal enam bulan saat itu plus dengan jumlah bunga yang ringan. Menariknya dengan menggunakan fitur ini Kita bebas dari yang namanya biaya tambahan semisal biaya tahunan ataupun uang muka seperti saat meminjam uang.

Artinya dengan menggunakan sistem PayLater bisa membuat banyak orang seperti saya bisa bepergian tanpa bingung menunggu gajian tiba.

Tersadar dan terdiam, dalam pikiran saya… ini bisa menjadi solusi saya akan kesulitan dalam menabung. Saya tau benar diri saya seperti apa, dan rasanya cicilian bisa menjadi pilihan saya. Keputusan untuk mencoba semakin kuat diiringi keadaan saya saat itu tidak memiliki program cicilan lain semisal kartu kredit dan lainnya.

Fitur PayLater sangat cocok untuk travel blogger seperti saya yang terkadang cenderung spontan dalam berlibur dan suka hal-hal yang serba instan atau tiba-tiba.

Dengan Traveloka PayLater saya bisa tetap pergi ke tempat yang diinginkan kapan pun tanpa harus mengganggu keuangan saat itu. Dengan cicilan saya bisa menabung secara langsung dengan jumlah yang tepat.

Banyak untungnya

Pada akhirnya saya mencoba untuk melakukan pendaftaran fitur ini. Berbekal sebagai pengguna aktif Traveloka, saya mulai mendaftar dengan beberapa syarat yaitu dengan mengisi formulir aplikasi, upload tanda pengenal KTP dan dokumen pendukung seperti SIM, BPJS, NPWP atau KK (salah satu). Apabila kita mengunggah dokumen tambahan semisal SPT atau slip gaji, maka kita bisa memperoleh limit kredit hingga Rp 10.000.000.

Percobaan pendaftaran pertama saya gagal. Saya ditolak mentah-mentah, dan mungkin karena saya saat itu masih belum sepenuhnya memahami apa saja persayaratan dan kebutuhan pendaftaran. Saya ditolak dengan alasan:

Your financial status does not meet our requirement.

Sakit… sakit banget.. teman-teman pembaca pasti sudah tau dan pernah merasakan akibatnya ditolak. Penolakan ini membuat saya bertambah optimis dan yakin, saya harus mencoba mendaftar kembali. Namun belum mendaftar baru sadar lagi ternyata butuh waktu 1 bulan untuk bisa kembali melakukan pendaftaran.

Dalam jangka waktu tersebut saya kembali mencoba mempersiapkan diri, mulai dari persyaratan hingga tampilan fisik terutama wajah yang berguna untuk selfie Bersama KTP sebagai syarat.

Sebulan setelah pendaftaran pertama, saya kembali mencoba peruntungan dalam mendaftar fitur PayLater, dan alhamdulillah berhasil.

Kesempatan itu tak saya sia-siakan, karena beberapa hari setelah pendaftaran saya langsung melakukan pembelian tiket pesawat.

Saya lupa limit saya saat itu, tapi tak lebih 2 juta. Sedangkan untuk pembayaran saya memilih opsi 3 bulan dan ketika melakukan pemesanan melalui fitur Traveloka PayLater akan ada PayLater Loan Agreement.

Oh iya untuk pemesanan juga sama saja, Cuma ketika di laman pembayaran kita pilih opsi “PayLater” kemudian tinggal masukkan kode verifikasi, dan taraaaaa… transaksi pun selesai. Fitur ini juga sudah ada menu khususnya, di mana dalam satu menu terdapat histori transaksi, jumlah tagihan, sisa limit sehingga sangat memudahkan pengguna seperti saya dalam memantau sekaligus untuk mengontrol pengeluaran.

Cara bertransaksi cukup mudah

Selain itu saya juga selalu diingat melalui notifikasi aplikasi ataupun sms kapan waktu untuk membayar tagihan.

Sejak 2018 lalu itu saya rutin menggunakan fitur Traveloka PayLater, dan sejak itu pula limit yang saya miliki terus bertambah. Mungkin karena selama menggunakan saya selalu tepat waktu dalam hal pembayaran. Saya ga tau begitu pasti bagaimana Traveloka melakukan penilaian terhadap penggunanya, namun yang pasti saya sangat bersyukur.

Upgrade Menjadi PayLater Card

Puncaknya pada tahun 2020 kemarin saya kemudian mendapatkan tawaran dari Traveloka untuk upgrade PayLater menjadi PayLater Card yang berbentuk kartu kredit. Karena kempatan tak datang dua kali maka tawaran itu saya coba.

Traveloka PayLater Card sendiri merupakan kartu kredit cobranding yang dirilis oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkolaborasi dengan Traveloka Group. Uniknya untuk menjadi pengguna tidak bisa semua orang. Fitur ini hanya ditawarkan kepada sejumlah pengguna PayLater yang terpilih.

Bisa ikutan event di negara tetangga, Jujur Guna Banget!

Karena fitur yang dimiliki layaknya kartu kredit, dengan begitu PayLater Card bisa digunakan di mana saja atau untuk bertransaksi di jutaan yang memiliki logo Visa di seluruh dunia secara online maupun offline. Selain itu banyak benefit lainnya dari PayLater Card, tanpa biaya tahunan selamanya, bonus poin, bunga cicilan yang berbeda, tenor lebih lama dan masih banyak lainnya.

Jadi dengan menggunakan PayLater Card ini saya bisa berbelanja di mana saja, termasuk beli Smart TV yang sudah lama saya idamkan. Jujur, Guna Banget!

Oh iya, saya juga baca informasi terbaru, di mana fitur PayLater ini berkembang menjadi Traveloka PayLater Virtual Number. Jadi setiap transaksi kita mendapatkan nomor virtual sekali pakai selayaknya kartu kredit.

Alasan Kenapa Menggunakan Traveloka PayLater?

Dari pengalaman pribadi, ada banyak alasan kenapa harus menggunakan Traveloka PayLater. Bisa saja karena pengalaman yang seperti saya, atau bisa juga karena gaya hidup, atau mungkin karena lebih senang liburan dadakan dan biayanya bisa dicover melalui Traveloka PayLater. Beberapa kesimpulan menurut saya:

Dengan PayLater bisa traveling sampai ke Nusa Penida
  1. Menjadi Alternatif Bagi Orang yang Kesulitan Menabung

Saya yakin masih banyak orang di luar sana mengalami kesulitan seperti saya. Apalagi dalam menabung. Banyak informasi, studi atau survei yang menjelaskan hampir sebagian besar generasi muda yang ada sekarang masih kesulitan terbiasa menabung. Mungkin tabungan punya tapi jumlahnya belum cukup untuk bisa melakukan perjalanan.

Makanya, jika jumlah tabungan hanya tinggal kurang sedikit untuk pergi ke suatu tempat, Kita tetap bisa melakukan liburan dengan memanfaatkan Traveloka PayLater.

Kita bisa tetap pergi ke tempat yang diinginkan kapan pun tanpa harus mengganggu keuangan masa kini. Perlu diingat, Kita tetap akan membayar perjalanan dengan PayLater melalui cicilan (menabung sesuai tagihan). Perhatikan besarnya cicilan sehingga potongan setiap bulan tidak terlalu mengganggu kebutuhan harian di bulan berikutnya.

  1. Limit PayLater yang Cukup Besar

Dari pengalaman pribadi hingga sekarang menjadi pengguna loyal PayLater, limitnya cukup besar. Jika saya pada awal-awal tidak sampai 2 juta, kini bisa 10 juta lebih. Sedangkan dari informasi laman situs Traveloka sendiri, aplikasinya ini bisa menawarkan fitur PayLater dengan limit yang lebih besar lagi. Pengguna setia berkesempatan mendapatkan limit PayLater antara hingga 50 juta.

Cukup besar bukan limit yang ditawarkan kepada pengguna sehingga bisa dimanfaatkan untuk pergi ke seluruh pelosok Indonesia maupun ke luar negeri. Sedangkan tenor pembayaran bisa dipilih mulai dari 1 sampai 12 bulan..

  1. Solusi Dikala Tidak Suka Bertransaksi dengan Uang Cash

Tak bisa saya pungkiri, hidup di era milenial memang dimudahkan dengan adanya sistem pembayaran dompet digital. Kemudahan teknologi tersebut membuat sebagian besar masyarakat milenial termasuk saya jarang membawa uang cash. Ini juga berlaku saat memenuhi kebutuhan untuk berlibur atau pergi melakukan perjalanan bisnis.

Layaknya uang tunai, Traveloka PayLater dapat memudahkan orang-orang yang jarang membawa uang cash untuk bisa menyewa kamar dan travelling. Tinggal pilih opsi pembayaran PayLater, voucher kamar hotelpun di dapat hanya dengan beberapa Langkah.

  1. Bunga Cicilan yang Cukup Terjangkau
Baca Juga :  Traveling ke Ranah Minang, Gunain Bahasa Minang Praktis Ini

Setiap pembayaran berbagai produk di Traveloka, entah itu kamar hotel ataupun tiket pesawat dikenai bunga cicilan. Namun kamu tidak perlu khawatir karena besarnya bunga cicilan itu sangat kecil. Kisaran bunga cicilan itu antara 2,25 hingga 4,78% setiap bulan. Sedangkan untuk PayLater Card malah lebih kecil.

Agar kita tidak terjerumus utang, pastikan bisa membayar tepat waktu sehingga tidak perlu membayar denda keterlambatan. Ingat untuk menggunakan PayLater sesuaikan dengan kondisi keuangan pribadi, jangan memaksakan.

  1. Banyak Promo Menarik Dan Aman

Hal yang paling saya suka adalah banyaknya promo. Tak hanya pengguna biasa, namun pengguna PayLater juga dimanjakan dengan promot potongan tambahan. Potongan harga yang diberikan ketika pengguna aplikasi melakukan pembayaran dengan menggunakan Traveloka PayLater cukup menarik. Biaya total yang harus dibayar oleh pengguna aplikasinya setelah dipotong promo jauh lebih hemat meskipun pembayaran cicilan sudah dikenakan bunga.

Usahakan pengguna aplikasi untuk selalu memanfaatkan promo tersebut sehingga tidak boleh asal pilih. Potongan harga tiket pesawat, diskon menginap, gratis tiket nonton, bonus poin dan banyak hal menarik lainnya.

Kita jadi bisa bepergian dengan lebih berhemat berkat memanfaatkan promo-promo menarik yang ditawarkan melalui sistem pembayaran Traveloka PayLater.

Untuk keamanan kita tidak perlu khawatir. Setiap pembayaran PayLater dipastikan aman karena membutuhkan One Time Protection untuk melakukan transaksi. Selain itu aplikasi ini memiliki sistem teknologi berizin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

  1. Banyak Dipakai untuk pembelian tiket di masa datang

Kebanyakan PayLater sering saya gunakan untuk membeli produk liburan di masa mendatang. Jadi semisal saya akan beli tiket pesawat untuk 6 bulan mendatang, dengan asumsi selama 6 bulan sebelum berangkat saya bisa menabung melalui Traveloka PayLater. Saya bisa merencakan liburan untuk hal-hal yang special dari jauh-jauh hari. Entah dalam rangka merayakan hari spesial, bulan madu, maupun liburan keluarga hanya lewat genggaman. Jangan lupa untuk dikombinasikan dengan promo yang ada sehingga harga yang di dapat jauh lebih murah.

  1. Bikin Diri Lebih Produktif dan Kreatif

Dengan adanya kesempatan untuk berliburan membuat saya lebih produktif dan kreatif. Mendukung hobi saya sebagai travel blogger mengunjungi berbagai destinasi yang ada di tanah air dan mancanegara. Saya bisa tulis semua pengalaman perjalanan saya bahkan mengabadikan lewat media sosial dan Vlog.

Once a year, go someplace you’ve never been before

Dalai Lama

Kesimpulan

Mending liburan dari pada stres bikin rusak kesehatan mental

Dari pada stres berkepanjangan, ada baiknya kita bisa traveling sambil nikmati alam terbuka.

Banyak informasi yang menjelaskan dengan tabiat duduk yang begitu lama hingga berjam-jam, bisa memperbesar kemungkinan untuk mati muda. Sebaliknya dengan melakukan traveling dan menjalani kegiatan fisik malahan bisa membuat tubuh lebih bugar dan terjaga.

Jika kamu termasuk orang seperti saya,di mana kebanyakan duduk di depan layar komputer untuk mengerjakan tugas, ada baiknya sesekali tegak atau sedikit berjalan untuk membuat tubuh bergerak. Banyak bahaya kesehatan yang mengintai ketika duduk lama semisal bisa meningkatnya resiko diabetes dan kanker.

Berdasarkan penelitian Global Commission on Aging and Transamerica Center for Retirement Studies para perempuan yang teratur pergi jalan-jalan liburan paling tidak 2 kali dalam setahun memiliki resiko lebih kecil dalam mengalami serangan jantung jika dilakukan perbandingan dengan para perempuan lain yang tidak melakukan traveling. Dari data tersebut juga diketahui 89% responden mendapatkan penurunan kadar stres lebih kurang 1 atau 2 hari setelah selesai traveling.

Libur untuk traveling juga ngga berarti meninggalkan pekerjaan yang kita punya. Namun sebut saja ini merupakan suatu langkah, solusi dan cara untuk menjadikan hidup yang kita jalani lebih seimbang di mana dengan kondisi pandemi saat ini tentu membuat tingkat kebosanan semakin tinggi.

Saya sendiri dengan liburan merasa kesehatan mental yang saya alami jauh berkurang. Saya bisa mengatur waktu dan memanage pikiran plus hati. Kesempatan-kesempatan liburan yang bahkan hanya 2 hari pun tetap saya gunakan meski hanya staycation di hotel dalam kota. Saya lebih produktif baik dalam pekerjaan juga sebagai seorang travel blogger.

Tapi perlu tetap diingat, libur yang kamu ambil atau ajukan tidak tiba-tiba. Ambil waktu tertentu dan wakilkan pekerjaanmu toh ga akan masalah. Ga ada yang salah dalam mengambil keputusan untuk istirahat dari kesibukan sehari-hari. Ini salah satu cara agar hidup kita berimbang.

Kamu bisa memanfaatkan Traveloka PayLater dalam memenuhi kebutuhan liburan kamu. Rencanakan liburan kamu baik-baik mulai dari tujuan destinasi, apa yang dilakukan, bagaimana kesana, buat anggaran, pesan tiket pesawat dan akomodasi hingga menggunakan Traveloka PayLater nantinya.

Oh iya perlu diingat pula, layaknya kartu kredit, PayLater murninya tetap tabungan yang berbentuk utang. Kita wajib membayar cicilan sesuai dengan pemakaian yang sudah kita gunakan hingga lunas. Tetap menggunakan PayLater lebih bijak, sesuaikan dengan kemampuan hingga kita terhindar dari keterlambatan. Biasanya saya sering menggunakan PayLater saat promo hadir, sehingga bisa tambah lebih murah.

Pastinya bagi saya sendiri Jujur Guna Banget Pake PayLater. Selamat berliburan semoga kita selalu bisa menjaga kesehatan mental masing-masing. Jangan lupa untuk selalu menggunakan prokes ketat plus lakukan vaksinasi. Terima kasih sudah membaca pengalaman saya jaga kesehatan mental dengan Traveloka PayLater.

1 tanggapan pada “Pengalaman Jaga Kesehatan Mental Dengan Traveloka PayLater”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *