Letih dengan hiruk pikuk Kota? Tak usah Jakarta, di Pekanbaru saja rasanya, saya pernah berada di titik itu. Sebuah titik jenuh di mana gedung-gedung tinggi, terasa lebih seperti penjara daripada pencapaian, dan simfoni klakson yang tak pernah usai mulai terasa sumbang di telinga. Di tengah hutan beton yang kita sebut rumah, tersembunyi sebuah kerinduan purba akan cakrawala yang tak terhalang, akan suara ombak yang menenangkan jiwa, bukan deru mesin yang memekakkan telinga argh…. Pulau Pari, bagi banyak warga negara ini, bukan lagi sekadar nama dalam peta, malahan ia adalah sebuah mitos yang dibisikkan di pantry kantor, sebuah janji pelarian yang terasa begitu dekat namun magis. Menurutku ini adalah tombol jeda dari rutinitas yang berlari terlalu kencang.
Meski demikian, tunggu dulu. Jika yang Anda bayangkan tentang wisata Pulau Pari hanyalah ayunan ikonik di Pantai Pasir Perawan yang bertebaran di media sosial, maka Anda baru melihat sampulnya saja. Informasi yang dangkal seringkali menutupi keindahan yang lebih dalam. Dari hasil riset mendalam dan cerita-cerita para pejalan yang telah kembali dengan mata berbinar, saya menemukan bahwa pulau di kepualauan seribu ini ibarat sebuah buku yang halamannya menyimpan banyak cerita rahasia yang mana sudut-sudut eksklusif belum banyak terkuak, yang menunggu untuk dibaca oleh mereka yang bersedia mencari lebih.
So, bisa dikatakan artikel ini yang saya susun ini menjadi rangkuman dari rencana perjalanan impian saya, sebuah undangan untuk menikmati wisata Pulau Pari secara berbeda, lebih lambat, dan lebih mendalam. Yuk kita selami bersama mana tau ada jodoh waktu untuk segera ke sana.
Langkah Pertama: Memilih Gerbang Menuju Petualangan Anda
Menuju Pulau Pari aja udah bagian dari serunya liburan. Cara Anda berangkat bakal jadi pembuka mood liburan. Jadi, pilih transportasi yang paling pas biar perjalanan makin asik
- Pilihan ngga boros & ramah kantong: Kapal Feri dari Muara Angke.
Berangkat dari Pelabuhan Muara Angke bagaikan menyelami denyut nadi kehidupan pesisir yang otentik. Suasana subuh di sini adalah sebuah pertunjukan tersendiri di mana kita bisa melihat para nelayan yang bersiap melaut, pedagang pasar ikan yang riuh, dan calon penumpang yang berbaur antara wisatawan ransel dengan penduduk pulau yang pulang kampung. Perjalanan 2-3 jam di atas geladak kapal kayu ini mungkin lebih lambat, diiringi goyangan ombak yang ritmis, tapi di sinilah transisi sesungguhnya terjadi. Anda akan menyaksikan warna air laut perlahan berubah dari cokelat keruh menjadi hijau, lalu biru jernih, seiring siluet gedung-gedung Jakarta yang mengecil dan akhirnya lenyap di cakrawala. Di atas kapal inilah Anda bisa merasakan langsung semangat Kepulauan Seribu yang sesungguhnya. Biayanya pun bersahabat, sekitar Rp 72.000–100.000 per orang pulang-pergi.
- Pilihan sat-set & nyaman: Speedboat dari Marina Ancol
Jika waktu menjadi kemewahan yang tak bisa Anda negosiasikan, maka pilihan menggunakan speedboat dari Marina Ancol adalah anak panah yang siap melesat membelah lautan, membawa Anda ke tujuan tanpa basa-basi. Kontras dengan Muara Angke, suasana di Marina Ancol lebih modern dan teratur. Kapal-kapal cepat berjejer rapi, ruang tunggunya nyaman ber-AC. Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam. Di dalam kabin yang sejuk, Anda bisa terbebas dari sengatan matahari dan tiba di Pulau Pari dengan energi yang masih penuh. Ini adalah pilihan ideal untuk keluarga dengan anak kecil atau untuk perjalanan singkat di akhir pekan. Tentu, kemewahan waktu ini datang dengan harga yang sedikit lebih tinggi, sekitar Rp 160.000–190.000 per orang.
Mengungkap Sisi Lain Pulau Pari: Tiga Spot Wajib untuk Jiwa Petualang

Sekarang waktunya kita bener-bener eksplor. Yuk, sejenak tinggalkan rame-rame di spot utama, dan coba cari jiwa asli pulau ini yang diam-diam tersembunyi di sudut-sudut tenangnya.
- Panorama Cantik yang Disembunyikan Pantai Pasir Perawan
Pantai Pasir Perawan memang sang primadona, tak bisa dipungkiri. Airnya yang tenang laksana cermin raksasa yang memantulkan lukisan langit. Namun, pesonanya yang sejati tak hanya terletak pada ayunan di tengah air. Alih-alih langsung berebut foto, coba berjalanlah sedikit menyusuri tepian menuju area dekat hutan bakau. Di sana, Anda akan menemukan sebuah sudut pandang panorama yang sempurna, seperti menemukan kursi VVIP di sebuah teater alam yang megah. Dari titik ini, gradasi warna toska, hamparan pasir putih yang lembut, dan rimbunnya hijau bakau menyatu dalam satu komposisi yang memanjakan mata. Duduklah di salah satu warung sederhana, pesan sebutir kelapa muda, dan biarkan pemandangan itu mengisi ulang energi Anda.
- Nikmatin Senja Sambil Dapat Wawasan di Pantai LIPI (BRIN)
Di sisi lain wisata Pulau Pari ini, terdapat Pantai LIPI (BRIN) yang menawarkan sebuah pertunjukan senja yang berbeda. Menyaksikan matahari terbenam di sini bukan sekadar perpisahan dengan hari, tapi sebuah pengingat bahwa di bawah permukaan, ada perpustakaan kehidupan yang tak ternilai harganya. Semburat jingga di langit yang terpantul di perairan tenang menjadi latar sempurna untuk merenung. Kehadiran balai riset di dekatnya seolah memberi konteks pada keindahan itu; bahwa terumbu karang yang sehat dan air yang jernih ini adalah hasil dari ekosistem yang rapuh dan perlu dijaga. Ini adalah momen di mana keindahan alam dan kesadaran ilmiah bertemu, meninggalkan kesan yang lebih dalam dari sekadar foto yang cantik.
- Petualangan Seru ala Bukit Matahari & Hutan Bakau
Jika jiwa petualang Anda memanggil, jawablah dengan mengunjungi dua tempat ini. Sambutlah fajar di Bukit Matahari, sebuah gundukan tanah yang menjadi titik tertinggi di pulau. Dari sini, Anda bisa melihat matahari terbit perlahan dari ufuk timur, sebuah ritual pagi yang sunyi dan syahdu. Setelah itu, lanjutkan penjelajahan ke hutan bakau. Akar-akar bakau yang kokoh menari-nari di bawah air, laksana pilar-pilar sebuah katedral bawah laut yang sunyi. Snorkeling di antara akar-akar ini terasa seperti mengintip ke dalam kamar bayi lautan, tempat ikan-ikan kecil dan krustasea berlindung dan memulai hidup. Ini adalah pengalaman otentik yang menghubungkan Anda langsung dengan detak jantung alam pulau ini.
Liburan Simple & Seru: Paket Wisata Pulau Pari 2D1N Anti Ribet

Merencanakan semua ini terdengar rumit? Anggap saja paket wisata ini adalah sebuah kunci serbaguna yang membuka semua pintu petualangan tanpa perlu repot. Dengan biaya mulai dari Rp 355.000/orang, hampir semua kebutuhan Anda sudah disiapkan. Bukan hanya soal harga, tapi soal efisiensi dan pengalaman lokal. Pemandu Anda adalah penduduk asli yang tahu persis di mana spot snorkeling terbaik saat angin bertiup dari arah tertentu, atau warung mana yang menyajikan ikan bakar paling segar. Paket ini biasanya sudah termasuk transportasi, homestay ber-AC yang bersih, sepeda untuk berkeliling, dan tentu saja, sesi snorkeling dan barbekyu di malam hari.
Me Time Nyaman Setelah Jalan-Jalan Seru
Bayangkan ini: hari telah berakhir. Kulit terasa hangat oleh sentuhan matahari, otot terasa lelah namun dengan cara yang memuaskan. Baterai sosial dan fisik yang tadinya merah kini mulai terisi kembali. Anda duduk santai di teras homestay, ditemani suara debur ombak yang lembut dan paduan suara jangkrik dari pepohonan. Momen seperti ini adalah penutup manis dari sebuah babak petualangan yang seru, saat di mana kenangan baru saja selesai dibuat dan mulai mengendap di dalam hati.
Ini adalah waktu yang sempurna untuk refleksi. Setelah menyusuri pasir putih dan snorkeling di perairan tenang Pulau Pari, hangatkan momen itu dengan sedikit relaks—beli rokok dan vape online terdekat via GoMart untuk menemani setelah petualangan tropis Anda. Sebuah cara praktis untuk melengkapi malam yang tenang di tepi surga.
Wisala pulau Pari jelas lebih dari sekadar destinasi. Menurut saya ini sebuah pengalaman, sebuah pengingat bahwa kebahagiaan seringkali ditemukan dalam kesederhanaan: cakrawala yang luas, air yang jernih, dan waktu yang berjalan lebih lambat. Wisata ini adalah cerita yang menunggu untuk Anda tuliskan sendiri babaknya. Nah, kapan nih mau mulai?