Lompat ke konten

Pengalaman Pertama Kali Liburan ke Penang Malaysia Part II

Oh iya artikel Part II ini sebelumnya juga sudah pernah saya posting di blog saya yang pertama, dan alasannya tetap sama. Dan pastinya baiknya baca dulu bagian perjalanan saya ke Penang di liburan ke Penang, Malaysia Part 1 ya kak, biar pas bacanya ga bingung dan mudah dipahami.

Masih di hari yang sama setelah berkunjung ke Penang Hill dan Kek Lok Si Temple, kami pun beberapa sat beristirahat di hostel. Siang harinya barulah kami melanjutkan eksplor Penang, dan yang paling dekat dengan hostel kami adalah Masjid Kapitan yang memiliki sejarah unik sambil untuk melaksanakan shalat zuhur.

[toc]

Liburan ke Penang: Edisi Makan Siang dan Shalat di Masjid Kapitan Keling

Jujur saja saat memilih The Frame sebagai tempat untuk beristirahat selama di Penang tah pernah terfikir jika ada sebuah situs atau masjid bersejarah di dekatnya. Masjid Kapitan Keling merupakan Masjid tertua yang ada di kota George Town ini.

Dari informasi yang ada di papan masjid ini, rumah ibadah ini berdiri sejak tahun 1801. Jika diperhatikan secara arsitektur terlihat kental dengan gedung-gedung di timur tengah. Masjid ini sendiri telah menjadi saksi berkembangnya agama islam di pulau Pinang. Arsitektur lainnya juga memperlihatkan interior minimal layaknya bangunan di Turki. Kawasan masjid Kapitan Keling ini juga cukup luas, apalagi sebuah kolam yang besar digunakan sebagai tempat mengambil air wudhu.

Liburan ke Penang : kolam air wudhu di masjid kapiten keling
Mengambil wudhu di bak besar, ibarat kolam

Bagi muslim seperti saya tentunya bisa saja langsung masuk ke dalam masjid ini. Berbeda dengan wisatawan luar negeri non muslim, di mana diwajibkan untuk menutup aurat dengan sarung atau kain-kain yang sudah disediakan oleh pengurus masjid.

Liburan ke Penang, masjid kapiten keling
Interior masjid Kapitan Keling yang khas dengan nunasa timur tengahnya

Mungkin bagi teman-teman yang sedang membaca artikel saya ini juga bingung dengan sebutan Keling. Berdasarkan info yang sdaya dapat dari internet, kata Keling dipakai karena banyak masyarakat India datang ke pulau Penang. Di antara mereka tersebut memiliki warna kulit keling atau warna gelap mengkilat. Nanti saya akan bahas saja dalam artikel khusus tentang masjid ini, biar lebih paham dan menghindari sara.

Baca Juga :  Pengalaman Pertama Liburan Ke Langkawi Malaysia

Nasi Kandar Beratur

Nasi dengan Ayam Kari plus gulai yang tumpeh tumpeh
Nasi dengan Ayam Kari plus gulai yang tumpeh tumpeh

Shalat Zuhur selesai perutpun lapar. Tepat di sebelah masjid Kapiten Keling, ada tempat makan hits dan populer bagi wisatawan yaitu Nasi Kandar Beratur. Tempat makan ini menurut google maps juga sebagai tempat yang direkomendasikan untuk makan selama liburan ke Penang.

Review di google maps tersebut ada benarnya. Makanan di Nasi Kandar Beratur ini memang sedap dan enak. Belum lagi harganya lumayan murah apabila dibandingkan nasi kandar lainnya yang pernah saya coba di Kuala Lumpur.

Rasanya benar-benar menggoyang lidah, bumbunya gurih dan pastinya potongan ayamnya dewa, alias gede banget. Kuah karinya kaya dengan rempah dam bumbu rahasia makanya saya sampai minta kuahnya banjir. Untuk minum saya memilih Tea O Ice aka Teh Es. Oh iya uniknya juga porsi nasinya kuli.

Meski tempat warung makan ini kecil, tetapi antriannya luar biasa, apalagi setelah shalat zuhur. Menurut saya nasi Kandar Beratur ini layak dan wajib kalian kunjungi. Oh iya sebelumnya banyak yang bilang tempat ini bukanya malam, tapi entah kenapa siang itu buka ya.

Mural di Armenian Street

liburan ke penang
BTS berfoto di mural terkenal

Setelah perut kenyang dan beristirahat sejenak, kami kemudian melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi berbagai mural terkenal yang berada di Armenian Street.

Jalan ini merupakan salah satu kawasan dan daerah utama Situs Warisan Dunia UNESCO di George Town yang pada awalnya bernama “Malay Lane” di mana pada perjalanannya kemudian berubah menjadi Armenian Street. Perubahan ini sesuai dan seiring menjadi tempat kedudukan dari Armenia pada tahun 1808. Meski jalan yang juga dikenal dengan nama Lebuh Armenian memiliki jalan atau gang kecil saja, tapi jelas sangat terkenal di George Town.

Dinding-dinding di kawasan jalan – jalan ini banyak dipenuhi dengan beragam macam bentuk seni jalanan atau mural yang pastinya persembahan berbagai macam budaya di Penang. Dibalik seni itu semua ada nama Ernest Zacharevic, seorang seniman berasal dari Lithuania menjadi aktor dibalik terwujudnya street art mural cantik dan menjadi buruan wisatawan.

liburan ke penang
Banyak mural yang bisa dijadikan latar instagramable

Pada destinasi ini, saya, teman – teman juga berbagai wisatawan dari berbagai macam negara berburu mural-mural terkenal tersebut. Berlomba untuk bisa berfoto dengan background mural – mural cantik khas jalan ini. Kalau dipikir di tanah air sendiri tempat – tempat ini juga banyak di buat tetapi entah kenapa tidak ramai. Mungkin kurang promosi kali ya atau muralnya ga ada arti hahahaa.

Oh iya ada beragam gambar mural yang bisa dijumpai, namun dari beragam mural itu ada juga yang sudah mulai hilang. Pasti unik dan bikit gregetan adalah saat ingin berfoto dan wajib antri dengan traveler lainnya.

Khoo Khongsi Penang

Selain seni mural, di jalan populer ini saya dan teman – teman juga banyak menemui rumah-rumah atau bangunan tua, kuil, toko souvenir dan berbagai macam toko barang antik. Ini yang membuat saya yakin dan wajar saja destinasi dis sekitar sini menjadi warisan UNESCO, karena masih terjaga.

Dalam perjalanan berburu mural di jalan ini saya juga melihat rumah klan Tiongkok dengan bentuk bangunan khasnya yang ternyata bernama Khoo Kongsi. Bangunan megah yang berdiri sejak 1906 ini bisa dikatakan menjadi salah satu destinasi di George Town yang juga banyak dikunjungi wisatawan.

Setelah puas berfoto dan mengabadikan momen, kami terus melanjutkan perjalanan ke Chew Jetty.

Perkampungan Nelayan Chew Jetty

liburan ke penang
Welcome To Chew Jetty

Sibuk mencari mural di gang – gang kecil membuat kami sampai di sebuah perkampungan nelayan bersejarah yang akrab disebut Chew Jetty. Perkampungan terapung ini memang pada awalnya hanya dijadikan sebagai tempat tinggal ataupun pengungsi dari Tiongkok yang melarikan diri dari perang pada abad ke-18. Para pengungsi ini kemudian mendirikan perkampungan sederhana di tepi laut dengan bahan kayu/papan. Sampai sekarang mereka hidup turun temurun dan menjadi nelayan di kawasan terserbut.

liburan ke penang
Suasana di Chew Jety

Saat ini malah tempat ini menjadi kawasan yang terus tumbuh menjadi situs warisan dunia dan bahkan menjadi destinasi wisata yang harus didatangi bagi para traveler seperti saya. Di tempat ini saya dan teman – teman yang lain bersantai sejenak menikmati angin berdesir di pantai dan membeli berbagai souvenir. Yang unik di lokasi ini ada es krim durian dan puff durian yang ramai dikunjungi traveler. Tapi saya ga beli, karena takut ga halal dan cocok dengan saya.

Baca Juga :  Pengalaman Pertama Kali Liburan ke Penang Malaysia

Kulineran

liburan ke penang
Mee Rebus saja sudah cukup

Setelah explore Chew Jetty lalu kembali ke hostel, saya dan teman – teman melanjutkan perjalanan untuk mencari makan pada malam harinya. Tetapi karena capek akhirnya cari makan di sekitar Chulia Street Night Market/ Hawker Stall dan jalan – jalan ke First Avenue Penang.

Ada berbagai macam kuliner yang ada di lokasi ini, tapi kebanyakan membuat saya bingung apakah halal atau tidak. Sampai akhirnya saya menemukan ibu – ibu yang berjualan dengan menggunakan jilbab dan meyakinkan saya tempat itu halal. Selain halal tentu saja harga juga menjadi pertimbangan saat liburan singkat ini hahaha. Finally saya hanya makan mie rebus plus teh tarik saja, sedangkan teman – teman yang lain ada juga yang membeli burger dan makanan lainya.

liburan ke penang

Setelah selesai makan malam, kami pun balik ke hostel, karena pada pagi harinya kami harus ke bandara karena harus balik ke Kuala Lumpur. Ah… mudah mudahan ada rezeki untuk liburan ke Penang dengan waktu yang lebih lama dan tidak singkat lagi.

1 tanggapan pada “Pengalaman Pertama Kali Liburan ke Penang Malaysia Part II”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *